Penambang Bitcoin MARA dan CleanSpark mencatat pendapatan Q1 yang lebih tinggi, tetapi keduanya merugi

Penambang Bitcoin MARA dan CleanSpark keduanya melaporkan peningkatan pendapatan selama kuartal pertama tahun ini, naik masing-masing 30% dan 63%, menurut pernyataan yang dirilis pada hari Kamis.

Pendapatan kuartal pertama MARA naik menjadi $214 juta, dari $165 juta tahun sebelumnya. Pendapatan CleanSpark untuk kuartal yang berakhir pada bulan Maret meningkat menjadi $182 juta, naik dari $112 juta pada periode yang sama di tahun 2024.

Meski ada peningkatan pendapatan, kedua perusahaan juga mencatat kerugian bersih, dengan MARA kehilangan $533 juta dan CleanSpark kehilangan $139 juta. Selama kuartal pertama tahun 2024, MARA, penambang bitcoin terbesar yang diperdagangkan secara publik, mencatat kerugian bersih sebesar $337 juta, sementara CleanSpark memiliki pendapatan bersih sebesar $127 juta pada periode yang sama.

"Kami akan menjaga disiplin dalam cara dan tempat kami berkembang untuk memaksimalkan profitabilitas, memperluas hubungan energi kami, dan mendorong efisiensi modal. Industri tenaga listrik telah menyadari manfaat penambangan bitcoin sebagai beban yang fleksibel," kata Ketua dan CEO MARA Fred Thiel dalam surat kepada pemegang saham.

Bulan lalu, MARA mengatakan sedang berusaha menjual hingga $2 miliar dalam penawaran saham untuk memperluas kepemilikan bitcoinnya. Perusahaan mengatakan pada saat itu bahwa mereka bermaksud menggunakan hasilnya untuk "tujuan korporat umum," termasuk akuisisi bitcoin dan untuk modal kerja.

"Saat pemain lain mengubah arah atau memperlambat pertumbuhan, CleanSpark telah menggandakan komitmennya sebagai satu-satunya penambang bitcoin publik yang murni," kata CEO CleanSpark Zach Bradford dalam sebuah pernyataan.

Dengan harga Bitcoin melonjak lebih dari $100,000 pada hari Kamis, saham MARA dan CleanSpark naik.