Kebangkrutan Linqto Mendapat Kecaman karena Pemegang Saham Duduh Penipuan dan “Forum Shopping yang Tidak Tepat”

• Kebangkrutan Linqto Inc. ditantang sebagai “curang” dalam pengajuan pengadilan baru oleh pemegang saham utama
• Mereka menuduh manajemen terlibat dalam “belanja forum yang tidak tepat” dengan mengajukan di Texas untuk menghindari undang-undang Delaware
• Sidang pengadilan utama pada 5 Agustus akan memutuskan apakah aset pelanggan milik perusahaan

Pengajuan kebangkrutan Bab 11 dari platform investasi swasta Linqto Inc. sekarang ditantang di pengadilan sebagai “berpotensi curang dan manipulatif secara strategis.”

Pemegang saham utama mereka, Sapien Group, mengajukan mosi untuk memindahkan proses kebangkrutan dari Texas ke Delaware. Grup menegaskan bahwa tempat saat ini tidak tepat secara hukum dan diproduksi secara strategis oleh manajemen Linqto untuk melindungi diri dari akuntabilitas.

Pengajuan itu dilakukan hanya beberapa hari setelah CEO Ripple Brad Garlinghouse secara terbuka menjauhkan perusahaannya dari Linqto, meskipun memegang 4,7 juta saham Ripple pra-IPO.

Linqto Inc., platform investasi swasta yang dikenal menawarkan saham pra-IPO, telah mendarat di tengah-tengah pertempuran hukum berisiko tinggi menyusul pengajuan kebangkrutan Bab 11 di Distrik Selatan Texas awal bulan ini.

Terkait: Deaton Bergabung dengan Panel Kreditur Linqto untuk Memaksimalkan Pemulihan Ritel di Tengah Kasus Penipuan

Tuduhan: Pengajuan “palsu” untuk memblokir suara pemegang saham

Menurut mosi (Kasus No. 25-90186), manajemen Linqto, di bawah CEO F. Daniel Siciliano, menciptakan entitas yang berbasis di Texas hanya tiga bulan sebelum pengajuan, diduga tanpa memberi tahu atau mendapatkan persetujuan dari pemegang saham.

Pendiri Sapien dan mantan anggota dewan Linqto, Victor Jiang, mengajukan deklarasi yang menuduh dewan saat ini melakukan “banyak pelanggaran kewajiban fidusia, pelanggaran kewajiban loyalitas, dan pelanggaran hukum sekuritas.”

Mosi tersebut menunjukkan bahwa kebangkrutan diajukan secara preemptif untuk memblokir pemungutan suara pemegang saham yang akan segera terjadi yang bertujuan untuk menggantikan dewan yang diduga tidak sah.

Steven Nerayoff Berbicara

Mantan penasihat Ethereum dan veteran blockchain Steven Nerayoff secara terbuka mengutuk kebangkrutan Linqto sebagai ketidakadilan yang terang-terangan.

“Menyaksikan ketidakadilan ini berjalan tanpa tantangan bukanlah pilihan,” tulis Nerayoff di X (sebelumnya Twitter), mengklaim bahwa pengajuan kebangkrutan dari Linqto sebenarnya adalah cara untuk menyita aset pelanggan.

Terkait: Dalam Pernyataan Tajam, CEO Ripple Menarik Garis Jelas Antara Perusahaannya dan Linqto

Meskipun Nerayoff mengklarifikasi bahwa dia bukan pelanggan atau pemegang saham Linqto, dia mengatakan dia tidak bisa berdiam diri sementara begitu banyak, terutama mereka yang berasal dari komunitas XRP, “dianiaya.” Pernyataannya telah memperkuat pengawasan publik, terutama di antara investor kripto dan anggota XRPArmy.

Belanja Forum atau Penipuan?

Pengajuan tersebut menyebut kebangkrutan Texas sebagai “contoh klasik dari belanja forum yang tidak tepat,” yang dirancang untuk menghindari akuntabilitas di bawah hukum Delaware, di mana semua operasi bisnis substantif berdomisili secara hukum.

Itu juga mempertanyakan legitimasi penunjukan CEO Siciliano, mencatat “peralihan kursi dewan yang melangkung” dan melewati persetujuan pemegang saham, tindakan yang menurut Jiang dirancang untuk mengkonsolidasikan kekuasaan dan menghilangkan perlindungan tata kelola.

Pertarungan Pengadilan Membayangi pada 5 Agustus

Tanggal pengadilan kritis ditetapkan pada 5 Agustus 2025, di mana empat mosi dijadwalkan untuk didengar. Salah satu dari mereka mencari keputusan bahwa hasil sekuritas adalah milik Linqto, bukan pelanggan.

Jika dikabulkan, ini dapat memiliki implikasi besar bagi lebih dari 15.000 pelanggan di 130 negara, banyak di antaranya berinvestasi dengan asumsi bahwa mereka memegang kepemilikan langsung dalam aset dasar.