Token WLFI mengalami penurunan signifikan hanya sehari setelah peluncurannya pada Hari Buruh, meskipun mencatatkan peningkatan volume perdagangan hampir sepuluh kali lipat. Token tata kelola ini turun dari $0,33 menjadi $0,21 pada Senin malam sebelum stabil di sekitar $0,245. Data dari CoinGecko menunjukkan lonjakan volume perdagangan dari sekitar $259 juta saat peluncuran menjadi $2,5 miliar.
Fluktuasi Harga WLFI
Dibandingkan dengan harga awalnya sebesar $0,28, nilai WLFI telah menurun sekitar 14%. Namun, token ini masih memberikan peningkatan substansial bagi investor whitelist awal yang memperoleh token dengan harga sekitar $0,015.
Sehubungan dengan perkembangan terbaru, sebuah proposal baru telah muncul di forum tata kelola proyek. Proposal ini meminta agar semua biaya dari pool likuiditas proyek dialokasikan untuk operasi pembelian kembali dan pembakaran token secara permanen.
Menurut proposal tersebut, semua biaya yang dihasilkan dari likuiditas yang dimiliki protokol di Ethereum $4.322 , BSC, dan Solana $208 akan digunakan untuk membeli token WLFI dari pasar. Token-token ini kemudian akan dikirim ke alamat burn, sehingga secara permanen mengurangi suplai.
Jika disetujui, WLFI akan mengumpulkan biaya dari posisi likuiditasnya, menggunakan biaya tersebut untuk membeli token dari pasar, dan mengirimkan token tersebut ke alamat burn.
Apakah Proposal Baru Ini Dapat Memberikan Dampak?
Namun, beberapa pihak menyarankan bahwa strategi yang diusulkan mungkin tidak memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi token WLFI. Min Jung, analis senior di perusahaan perdagangan kuantitatif Presto, menyebutkan bahwa “Model pembelian kembali dan pembakaran dapat memberikan dukungan struktural bagi harga token, tetapi mengingat valuasi spekulatif WLFI yang besar dan suplai beredar yang relatif rendah, dampaknya bisa terbatas.”
Di sisi lain, penurunan nilai yang tajam hanya beberapa jam setelah peluncuran WLFI menyoroti faktor risiko volatilitas hari pertama pada proyek cryptocurrency. Namun, strategi pembelian kembali dan pembakaran yang diusulkan melalui tata kelola bertujuan untuk memperkuat nilai token dengan mengurangi suplai.
Selain itu, strategi ini dapat memberikan kesan disiplin korporasi pada proyek di mata investor. Namun, menurut para ahli, keberlanjutan kesan ini akan bergantung pada kinerja nyata proyek dan tingkat adopsinya di dunia nyata.
