- Pendiri Solana memberikan peluang 50/50 bahwa kriptografi Bitcoin akan diretas.
- Komputasi kuantum dapat menjadi risiko besar pada tahun 2030.
- Pakar mendesak industri kripto untuk bersiap menghadapi keamanan pasca-kuantum.
Anatoly Yakovenko, salah satu pendiri Solana, telah memicu kekhawatiran baru di dunia kripto dengan menyatakan ada peluang 50/50 bahwa komputasi kuantum dapat meretas kriptografi Bitcoin pada tahun 2030. Prediksi berani ini menimbulkan pertanyaan yang mengkhawatirkan: apakah keamanan Bitcoin cukup kuat untuk bertahan di era kuantum?
Komputasi kuantum masih berada pada tahap awal, namun berkembang dengan sangat cepat. Berbeda dengan komputer tradisional, mesin kuantum dapat melakukan perhitungan kompleks dengan kecepatan luar biasa menggunakan quantum bits, atau qubit. Hal ini menjadi ancaman serius bagi kriptografi kunci publik, lapisan dasar keamanan di balik Bitcoin dan sebagian besar mata uang kripto lainnya.
Apa yang Membuat Bitcoin Rentan?
Sistem kriptografi Bitcoin saat ini mengandalkan elliptic curve cryptography (ECC), yang aman terhadap serangan komputer konvensional. Namun, komputer kuantum, dengan menggunakan Shor’s Algorithm, berpotensi membobol ECC dan mengungkap kunci privat dari kunci publik. Jika itu terjadi, peretas dapat mengakses dompet dan bahkan memalsukan transaksi.
Yakovenko percaya ada kemungkinan besar hal ini terjadi dalam lima tahun ke depan. Jika dia benar, itu berarti Bitcoin – dan blockchain lain yang menggunakan kriptografi serupa – bisa menjadi sangat tidak aman kecuali ada tindakan yang diambil.
Bisakah Kripto Bersiap untuk Masa Depan Kuantum?
Beberapa pihak di industri kripto sudah mulai mengembangkan post-quantum cryptography, serangkaian algoritma enkripsi yang tahan terhadap serangan kuantum. Proyek seperti Ethereum telah mempertimbangkan ketahanan terhadap kuantum, sementara pimpinan Solana kini mendorong isu ini ke dalam percakapan utama.
Namun, transisi ke sistem yang aman terhadap kuantum tidaklah mudah. Ini memerlukan pembaruan protokol besar-besaran, konsensus dari komunitas, serta waktu dan sumber daya yang signifikan. Namun seiring kemajuan komputasi kuantum, tekanan untuk beradaptasi akan semakin besar.
Baca Juga :
- Bitcoin: The New Reserve Asset of the Internet
- WLFI Launches Buyback and Burn to Reward Holders
- Bitcoin’s Best September Ever Signals Q4 Bull Run
- Canada Eyes Stablecoins for Cheaper Remittances
