Regulasi Kripto Korea Selatan dalam Ketidakpastian Setelah Pemerintah Membatalkan Reformasi Keuangan

Janji kampanye Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung untuk mereformasi otoritas keuangan negara telah dibatalkan. Keputusan ini membuat masa depan regulasi kripto menjadi tidak pasti, karena reformasi tersebut sebelumnya diharapkan menjadi bagian kunci dari perubahan tersebut.

Pemerintah, partai yang berkuasa, dan kantor kepresidenan telah memutuskan untuk mempertimbangkan kembali rencana reformasi otoritas keuangan dari awal.

Reformasi ‘Mofia’ Ditunda Tanpa Batas Waktu

Akibatnya, struktur saat ini dari Financial Services Commission (FSC) dan Financial Supervisory Service (FSS) diperkirakan akan tetap dipertahankan. Han Jung-ae, kepala pembuat kebijakan dari Partai Demokrat yang berkuasa, mengumumkan hal ini kepada para wartawan di Majelis Nasional pada hari Kamis.

Reformasi ini awalnya dipicu oleh kritik bahwa Ministry of Economy and Finance dan otoritas keuangan terlalu besar dan berkuasa. Dalam politik Korea, pejabat dari Ministry of Economy and Finance juga sangat berpengaruh.

Oleh karena itu, mereka sering disebut sebagai “Mofia.” Ini adalah gabungan dari nama kementerian dan kata “mafia.”

Janji kampanye Presiden Lee Jae-myung untuk mereformasi “Mofia” mendapatkan dukungan luas dari masyarakat. Rencana tersebut melibatkan berbagai cara untuk mengurangi ukuran Ministry of Economy and Finance dan otoritas keuangan.

Pemerintah dan partai yang berkuasa awalnya telah sepakat untuk membubarkan FSC dan memisahkan fungsi kebijakan dan pengawasannya. Fungsi kebijakan keuangan FSC akan dipindahkan ke Ministry of Economy and Finance. Sementara itu, pengawasan keuangan akan ditangani oleh lembaga baru yang didedikasikan untuk perlindungan konsumen.

Sebuah Budget and Planning Office terpisah juga dipertimbangkan untuk ditempatkan di bawah kantor Perdana Menteri dalam Ministry of Economy and Finance. Namun, semua rencana ini kini telah dibatalkan.

Perubahan Besar dalam Regulasi Kripto

Pembalikan mendadak ini membuat industri kripto Korea Selatan merasa bingung. Industri ini sebelumnya mengamati dengan cermat untuk melihat lembaga mana yang akan mengambil peran sebagai regulator kripto. Ini adalah pertanyaan kunci setelah restrukturisasi.

Sekarang muncul kekhawatiran bahwa diskusi tentang legalisasi stablecoin yang didukung Korean Won akan terpinggirkan. Banyak bank domestik, perusahaan kartu kredit, dan perusahaan fintech sudah bersiap untuk memperkenalkan stablecoin mereka sendiri.

Lebih dari 10 bank, termasuk lima bank komersial terbesar, telah membentuk dewan untuk berkolaborasi dalam stablecoin bersama. Mereka sedang mempertimbangkan untuk menerbitkannya melalui usaha patungan.