Chief Investment Officer Bitwise: Mengapa kinerja emas jauh lebih baik daripada bitcoin?

Judul Asli: Gold's Rise Bodes Well for Bitcoin

Penulis Asli: Matt Hougan, Chief Investment Officer Bitwise

Diterjemahkan oleh: Jinse Finance

Saat ini, pasar kripto memiliki dua pertanyaan inti terkait bitcoin:

1. Mengapa harga emas jauh lebih baik daripada bitcoin?

2. Jika ETF dan perusahaan telah membeli dalam jumlah besar, mengapa harga bitcoin tetap stagnan?

Sebenarnya, jika kita dapat menjawab pertanyaan pertama dengan cermat, maka jawaban untuk pertanyaan kedua juga akan muncul—dan jawaban ini menggambarkan prospek yang sangat bullish untuk masa depan bitcoin.

Selanjutnya saya akan menganalisis secara spesifik.

Pertanyaan 1: Mengapa harga emas jauh lebih baik daripada bitcoin?

Saat ini, meskipun harga emas telah mengalami koreksi, namun sejak awal tahun ini kenaikannya sangat pesat, dengan kenaikan sebesar 57% pada tahun 2025, dan sedang menuju performa tahunan terbaik kedua dalam sejarah dalam denominasi dolar AS. Sementara itu, bitcoin justru stagnan di kisaran 110.000 dolar, dengan harga yang relatif stabil sejak Mei.

Hal ini membuat investor yang menganggap bitcoin sebagai "emas digital" merasa kecewa, namun sebenarnya ada penjelasan sederhana di baliknya: perbedaan ini berasal dari perilaku bank sentral di berbagai negara.

Sejak Amerika Serikat membekukan obligasi pemerintah AS yang dimiliki Rusia setelah invasi Rusia ke Ukraina, bank sentral di seluruh dunia mulai membeli emas dalam jumlah besar. Menurut data dari Metals Focus, volume pembelian emas oleh bank sentral hampir dua kali lipat sejak pecahnya perang Rusia-Ukraina, dari sekitar 467 ton per tahun menjadi sekitar 1000 ton saat ini, yang merupakan dua kali lipat dari perkiraan volume pembelian ETP (produk yang diperdagangkan di bursa) emas.

Bitcoin tidak mendapatkan perlakuan yang sama. Meskipun beberapa bank sentral sedang mempelajari bitcoin, belum ada bank sentral yang benar-benar membelinya. Oleh karena itu, jika bank sentral adalah pendorong utama kenaikan harga emas kali ini, maka masuk akal jika bitcoin tidak mengikuti kenaikan harga emas.

Pandangan ini bukanlah hal baru. Baik Morgan Stanley, JPMorgan, maupun tokoh seperti Mohamed El-Erian, semuanya telah menunjukkan bahwa pembelian emas oleh bank sentral adalah faktor kunci yang mendorong lonjakan harga emas.

Pertanyaan 2: Mengapa meskipun ETF dan perusahaan membeli dalam jumlah besar, harga bitcoin tetap stagnan?

Apa hubungannya dengan pertanyaan kedua?

Jawabannya: sangat berkaitan.

Misteri terbesar di pasar bitcoin adalah, meskipun ETF dan perusahaan membeli dalam jumlah besar, mengapa harganya relatif stabil. Sejak peluncuran bitcoin ETF pada Januari 2024, ETF dan perusahaan telah membeli total 1,39 juta bitcoin, sementara pasokan baru di jaringan bitcoin selama periode yang sama bahkan tidak mencapai seperempat dari jumlah tersebut. Meskipun sejak saat itu harga bitcoin telah naik 135%, yang merupakan performa yang baik, banyak orang masih bertanya-tanya: bukankah seharusnya harganya naik lebih tinggi?

Saya juga pernah memiliki pertanyaan yang sama: siapa sebenarnya yang menjual bitcoin dalam jumlah besar? Apa yang menghalangi bitcoin untuk menembus angka 200.000 dolar?

Kenaikan harga emas saat ini memberikan jawabannya.

Lihatlah tabel di bawah ini, yang menunjukkan volume pembelian emas tahunan oleh bank sentral dari tahun 2010 hingga 2024. Pada tahun 2021, volume pembelian emas oleh bank sentral adalah 467 ton, pada tahun 2022 melonjak menjadi 1080 ton, dan sejak itu tetap berada di level tinggi ini (perkiraan menunjukkan permintaan tahun 2025 akan sedikit lebih rendah dari tahun 2024).

Volume pembelian emas oleh bank sentral dari 2010-2024 (satuan: ton):

Sumber: World Gold Council

Singkatnya, meskipun pembelian emas oleh bank sentral merupakan katalis penting bagi kenaikan harga emas tahun ini, pembelian semacam ini sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2022.

Hal ini juga memberikan jawaban atas situasi bitcoin saat ini.

Pada tahun 2022, ketika volume pembelian emas oleh bank sentral mulai meningkat tajam, kenaikan harga emas masih lambat: harga rata-rata tahun 2022 adalah 1.800 dolar, naik menjadi 1.941 dolar pada tahun 2023 (hanya naik 8%), dan naik menjadi 2.386 dolar pada tahun 2024 (naik 23%). Baru tahun ini harga emas mengalami lonjakan eksplosif, naik hampir 60% hingga sekitar 4.200 dolar.

Artinya: bank sentral mulai membeli emas sejak 2022, namun harga emas baru mengalami kenaikan parabolic pada tahun 2025.

Saya pikir logika peristiwanya sangat jelas: di pasar mana pun, selalu ada sebagian investor yang sensitif terhadap harga—investor semacam ini biasanya akan bertindak ketika harga naik atau turun 10%-15%. Ketika bank sentral mulai membeli emas dalam jumlah besar pada tahun 2022 dan mendorong kenaikan harga emas, investor sensitif harga ini akan menjual emas mereka saat permintaan meningkat. Namun pada akhirnya, kekuatan jual ini akan habis, dan setelah itu harga akan naik secara signifikan.

Saya menduga bitcoin saat ini berada pada tahap yang serupa.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, sejak ETF dan perusahaan mulai membeli besar-besaran pada tahun 2024, harga bitcoin telah naik 2,3 kali lipat. Selama periode ini, pemegang yang sensitif terhadap harga akan memanfaatkan kesempatan untuk mengambil keuntungan dan menjual.

Tetapi seperti yang ditunjukkan oleh contoh harga emas, akan tiba saatnya kekuatan jual ini akan habis. Selama tren pembelian bersama ETF dan perusahaan terus berlanjut (saya pikir kemungkinan besar akan berlanjut), bitcoin akan mengalami "momen emas 2025" miliknya sendiri.

Saran saya adalah: tetaplah bersabar.

Jangan iri dengan lonjakan harga emas, tetapi anggaplah itu sebagai pertanda—mungkin itu sedang menunjukkan arah masa depan bitcoin kepada kita.

Tautan ke artikel asli