Bitcoin Rebound ke US$93.000, Analis Nilai Peluang Tembus US$100.000 Semakin Besar

Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, kembali menunjukkan tanda pemulihan kuat ke atas US$93.000 setelah sempat anjlok pada awal pekan. Kenaikan ini menghapus penurunan tajam yang sebelumnya menyeret harga hingga ke level US$84.500.

Menurut data CoinMarketCap pada Rabu (3/12/2025), harga Bitcoin terpantau beranjak naik dari US$86.000 ke level tertinggi harian US$93.136 dengan kenaikan lebih dari 7% dalam 24 jam terakhir. Pemulihan ini diiringi lonjakan volume perdagangan harian sekitar 7% ke US$80 miliar, mendorong kapitalisasi pasar naik ke US$1,85 triliun.

Grafik harian BTC/USD. Sumber: CoinMarketCap

Selain Bitcoin, pasar kripto secara luas juga mengalami penguatan. Ethereum (ETH) pulih ke sekitar US$3.000 dengan kenaikan 9%. Aset utama lain seperti XRP (XRP), BNB (BNB), dan Solana (SOL) masing-masing naik di kisaran 7% sampai 12% pada periode yang sama.

Total kapitalisasi pasar kripto kini pulih ke US$3,15 triliun.

Baca juga: Bitcoin Rontok ke US$85.000, Ini Penyebabnya!

Tekanan Besar dan Rebound Cepat

Bitcoin sebelumnya mengalami penurunan signifikan pada Senin (1/12/2025), ketika harga mengalami flash crash dari US$90.000 ke bawah US$84.000. Peristiwa ini memicu likuidasi besar-besaran hingga US$650 juta atau sekitar Rp10 triliun hanya dalam satu hari, dan turut menyeret altcoin besar lainnya.

Koreksi mendadak tersebut sempat menimbulkan kekhawatiran bahwa momentum pasar mulai melemah. Namun, pemulihan cepat yang terjadi dua hari kemudian justru memperkuat optimisme analis yang menilai peluang menuju level psikologis US$100.000 semakin terbuka.

Analis dan pendiri MN Fund, Michaël van de Poppe, menyebut pemulihan ini sebagai sinyal sehat setelah pergerakan harga yang tidak biasa di awal bulan.

“Ini reaksi yang ingin kita lihat. Bitcoin kembali naik setelah pergerakan yang agak aneh di tanggal 1,” ujarnya dalam postingan di X.

Ia menilai area US$92.000 sebagai level krusial yang harus ditembus untuk membuka jalan menuju reli lebih tinggi.

“Jika level itu berhasil ditembus, saya yakin kita akan melihat harga mencetak rekor baru dan mengetes US$100.000,” tambahnya.

Van de Poppe juga menyoroti bahwa sejumlah indikator teknikal menunjukkan kondisi jenuh jual ekstrem pascaqoreksi, bahkan lebih dalam dibanding penurunan besar saat kejatuhan Luna, FTX, hingga guncangan COVID-19.

Baca juga: Grayscale Prediksi Bitcoin Cetak ATH Baru di 2026, Siklus Empat Tahunan Dinilai Tak Lagi Berlaku

Optimisme Didukung Faktor Makro

Mengutip Cointelegraph , Direktur LVRG Research, Nick Ruck, menyebut bahwa melihat peluang kuat bagi Bitcoin untuk kembali menembus enam digit dalam beberapa bulan mendatang.

“Ketahanan Bitcoin semakin terlihat di tengah perubahan regulasi dan adopsi institusional sepanjang akhir 2025. Kami melihat jalur yang semakin jelas bagi BTC untuk kembali ke US$100.000,” ujarnya.

Ruck menambahkan bahwa potensi pemangkasan suku bunga AS oleh The Fed serta kembalinya arus masuk ETF kripto dapat menjadi pendorong besar bagi reli berikutnya.

Indeks Fear and Greed kripto kini berada di skor 28 dari 100, mencerminkan kondisi ketakutan, namun naik dari posisi hari sebelumnya yang berada pada kategori ketakutan ekstrem.

Indeks Fear and Greed kripto. Sumber: Alternative.me

Baca juga: Strategy Kini Kuasai 650.000 Bitcoin