Bank-bank AS Diam-diam Mulai Mengadopsi Bitcoin, Kata Michael Saylor

Michael Saylor, sosok terkemuka di dunia bitcoin, mengungkapkan sebuah revolusi diam-diam: bank-bank terbesar di Amerika kini mengintegrasikan pinjaman yang dijamin oleh bitcoin. Adopsi besar-besaran ini dapat mendefinisikan ulang keuangan tradisional. Apa saja angka kunci, implikasi makroekonomi, dan bagaimana masa depan bitcoin menghadapi kebijakan moneter global?

Delapan dari sepuluh bank terbesar di Amerika kini mengintegrasikan pinjaman berbasis bitcoin

Dalam pernyataan terbaru, Michael Saylor menyatakan bahwa delapan dari sepuluh bank terbesar di Amerika, termasuk Citibank, Bank of America, JPMorgan, dan Wells Fargo, kini menawarkan pinjaman yang dijamin oleh bitcoin. Volume pinjaman kripto mencapai $150 miliar per tahun pada Q4 2025, dengan 40% pasar dikuasai oleh bank tradisional, sementara 60% sisanya oleh protokol DeFi.

Selain itu, rasio Loan-to-Value (LTV) berkisar antara 50% hingga 70%, dengan suku bunga antara 4% hingga 6%, jauh di bawah alternatif DeFi. JPMorgan bahkan meluncurkan fasilitas kredit senilai $10 miliar yang dijamin oleh bitcoin pada Oktober 2025. Saylor menyoroti transisi yang sangat cepat. Menurutnya, bank-bank beralih dari permusuhan total terhadap bitcoin menjadi adopsi besar-besaran dalam waktu kurang dari satu tahun. Tren ini mencerminkan pengakuan yang semakin besar terhadap BTC sebagai aset keuangan yang sah, menandai titik balik historis bagi kripto.

The Fed kembali memangkas suku bunga: katalis adopsi pinjaman bitcoin?

Pada 10 Desember 2025, Federal Reserve (Fed) Amerika Serikat kembali memangkas suku bunga, meskipun data ekonomi masih belum pasti. Keputusan ini dapat merangsang minat bank terhadap aset berisiko seperti bitcoin dengan menurunkan biaya kredit dan mendorong inovasi keuangan. Memang, suku bunga rendah mendorong investasi pada aset alternatif, sehingga menawarkan peluang pertumbuhan baru bagi bank.

Namun, beberapa ahli mempertanyakan: apakah kebijakan ini tidak menciptakan gelembung spekulatif? Bank, yang kini lebih terbuka terhadap bitcoin melalui pinjaman, bisa saja menjadi pemain kunci dalam adopsi besar-besaran. Namun, tren ini juga akan bergantung pada stabilitas ekonomi global dan regulasi di masa depan.

BTC menghadapi kenaikan suku bunga di Jepang: menuju kemenangan yang tak terelakkan?

Saat Bank of Japan (BOJ) mempertimbangkan kenaikan suku bunga pada bulan Desember ini, yang pertama dalam beberapa tahun, BTC memposisikan diri sebagai potensi pelindung nilai terhadap inflasi. Perbedaan kebijakan moneter antara AS dan Jepang ini dapat memperkuat daya tarik bitcoin, yang dipandang sebagai lindung nilai terhadap risiko ekonomi.

Investor institusional, yang semakin banyak hadir di pasar bitcoin, melihat kripto ini sebagai aset penting, bahkan di masa pengetatan moneter. Bagi para analis, bitcoin telah menjadi pilar sistem keuangan global, mampu bertahan dari tekanan moneter. Jika BTC keluar sebagai pemenang dari perbedaan ini, statusnya sebagai aset safe-haven bisa semakin dikonfirmasi, menarik lebih banyak modal institusional dan memperkuat posisinya di bank-bank.

Apakah bank tradisional akan menjadi pemain dominan baru di pasar kripto? Adopsi bitcoin secara masif oleh institusi keuangan ini menandai titik balik historis menurut Michael Saylor. Namun, hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang desentralisasi dan risiko sistemik.